WASITA RINI DENGAN RA KARTINI
Raden Ajeng
Kartini yang dikenal dengan RA Kartini adalah salah seorang pelopor pergerakan
wanita Indonesia. Pemikirannya untuk menggeser kedudukan wanita ke arah yang
lebih baik. Kartini boleh dibilang hidupnya berada di dua zaman. Satu kakinya
masih menginjak alam tradisional sedangkan kaki yang satu lagi telah melangkah
ke zaman baru.
Apa yang telah dilakukannya ternyata masih belum berhasil dapat
menerobos dan mematahkan pandangan tradisional terhadap wanita. Pergulatan
melawan tradisi lama yang sudah sangat kuat tertanam dalam masyarakat untuk diganti
dengan pandangan baru sesuai dengan tuntutan zaman banyak diketemukan dalam
cerita fiksi diantaranya novel SITI NURBAYA
Pelaksanaan
politik etis pemerintah Hindia Belanda di Indonesia antara lain menghasilkan
makin banyaknya jumlah kaum terpelajar di kalangan wanita. Walaupun yang bisa
mengikuti belajar di perguruan tinggi masih sedikit, baik di tanah air maupun
di luar negeri, kaitannya dengan sumber dana yang ada, tapi apa yang
dicita-citakan oleh beliau mulai tampak nyata. Namun demikian, kaum wanita yang
baru hanya berbekal pendidikan formal sampai sekolah menengah, ternyata mereka
mampu melanjutkan dan merealisasikan cita-cita emansipasi Kartini.
Tidak hanya
sampai disitu saja kaum wanita ternyata mulai mendirikan organisasi-
organisasi wanita. Pembinaan dan
pengarahan tentang masalah wanitapun mulai disebarkan lewat surat kabar- surat
kabar sebagai orga organisasinya, mulai beterbitan dimana-mana.
Tujuannya tidak
lain hanya untuk menggalang persatuan dan kesatuan di kalangan wanita, untuk
mengangkat harkat , derajat dan martabat kaum wanita Tamansiswa memulai
mengadakan Kongres Wanita yang berlangsung dari tanggal 22 sampai 25 Desember
1928 di Yogyakarta.
Dan setelah itu dilanjutkan dari kongres ke kongres saling
menyusul untuk membahas bersama masalah-masalah baik yang bersifat nasional
maupun khusus wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar