Selasa, 25 Februari 2014

KI HAJAR DEWANTARA DENGAN R.A KARTINI




KI HAJAR DEWANTARA DENGAN RA KARTINI



Di dalam pergerakan nasional Ki Hajar Dewantara, ketika masih memakai nama R.M Suwardi Suryaningrat, dikenal sebagai tokoh politik. 

Beberapa tahun setelah beliau kembali ke tanah air dari pengasingan di negeri Belanda, pandangan beliau mulai dicurahkan pada bidang pendidikan. 

Dan pada tanggal 3 Juli 1922 didirikanlah Perguruan Nasional Tamansiswa atau National Odewijs Instituut of Tamansiswa di Yogyakarta. Setelah setahun berjalan mulailah berdiri Cabang Tamansiswa di Cirebon ( 1923 ). 

Kemudian diikuti pula berdiri cabang-cabang Tamansiswa di kota-kota lain, dan Yogyakarta adalah sebagai Pusat Pimpinan Perguruan Nasional Tamansiswa.


Di dalam lingkungan Tamansiswa pria dan wanita berkedudukan sama. Wanita merupakan kekuatan yang tidak dapat dikesampingkan dalam kedudukannya sebagai mitra bagi kaum pria untuk bersama-sama bekerja mencapai masyarakat salam dan bahagia, sesuai dengan cita cita Tamansiswa.   
Sejak awal Tamansiswa melakukan ko-ejukasi dan ko-instruksi ( mendidik dan mengajar anak-anak perempuan dan lelaki secara bersama-sama ). 


Menurut Ki Hajar Dewantara apabila kita berdiri di atas dasar kodrat dan kenyataan, koejukasi dan ko-instruksi bukanlah soal yang sulit. 

Dengan mengikuti contoh-contoh yang berlaku dalam kehidupan keluarga, dapat diterima bahwa sebelum anak-anak menginjak masa puber mereka, lelaki dan wanita mendapatkan pengajaran dan pendidikan secara bersama-sama. 

Mereka belajar bermain, dan bertempat tinggal di dalam rumah secara bersama-sama. Akan tetapi, jika mereka sudah menginjak masa puber, maka kamar tidur mereka harus dipisahkan, walaupun tinggal bersama di bawah satu atap. 

Dan mereka masih dapat bergaul seperti biasanya, kecuali pada malam hari. ( Karya Ki Hajar Dewantara 1 : 6 – 9 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar