Minggu, 16 Februari 2014

KI HAJAR DEWANTARA DI NEGERI BUANGAN





SUWARDI SURYANINGRAT DI BELANDA ( NEGERI TEMPAT PEMBUNGANNYA )

Keberadaan Suwardi Suryaningrat Di negeri pembuangan ( Belanda )  juga tidk merubah pendiriannya sebagai wartawan pejuang dan politisi yang berwatak. Pers nasional yang saat itu sedang mencari bentuk, menemukan identitas yang baru yaitu yang telah ditunjukkan oleh Suwardi Suryaningrat. 

Sebagai wartawan bukan saja beliau pandai dan mahir menggoreskan ujung pena, akan tetapi beliau juga telah memanfaatkan secara optimal media perssebagai alat perjuangan untuk membentuk opini publik guna melawan pemerintah kolonial Belanda.

Dijebloskannya beliau ke penjara karena tulisannya, sekaligus merupakan penobatan beliau sebagai wartawan pejuang dan peletak dasar-dasar dan identitas  dai pers nasional yang berwawasan perjuangan, disamping nama-nama seperti RM Tirto Adisuryo, Abdul Muis, Dr.Douwes Dekker, Abdul Rivai, Marco Kartodikromo, Bintarti dan lain-lainnya.

Kemahiran Ki Hajar Dewantara untuk memainkan ujung penanya, kelak menjadi modal dasar yang amat berharga dalam menempuh karir beliau sebagai pejuang bagi bangsanya, bahkan ketika beliau harus merumuskan gagasan, pokok-pokok pikiran daan ide-idenya mengenai pelbagai masalah mendasar tentang pendidikan, kebudayaan dan kemasyarakatan.

Sesungguhnya Ki Hajar Dewantara telah menerjunkan dirinya ke dalam medan juang, bukan dengan jalan mengangkat pedang atau senapan seperti ketika Sultan Agung melawan Kompeni di Batavia atau sepeti saat Pangeran Diponegoro melawan Jendral de Kock. Akan tetapi pada awal karirnya, beliau berjuang dengan cara mengangkat ujung pena.

Kecintaan teman-teman Ki Hajar dewantara terhadap beliau di negeri Belanda memberinya julukan : Sang Aristokrat yang merakyat, kepada rakyat yang tertindas, kerelaanya dan keikhlasannya untuk berkorban demi kebenaran, keadilan, kemanusiaan, kemerdekaan dan kejayaan bangsanya, agaknya merupakan sumber gagasan, ide, pokok-pokok pikiran, inspirasi dan aspirasi yang seakan tidak pernah kering. 

Gagasan dan pokok piikiran mengenai kemerdekaan bangsanya, dan kecamannya terhadap setiap penindasan dan perkosaan terhadap kemanusiaan, bukan hanya dilontarkan lewat pidato-pidato saja, akan tetapi juga diguratkan melalui ujung pena. Bahkan pada akhirnya melahirkan karya-karya yang monumental. 

Suatu karya yang gagasan, ide , pikiran, jiwa serta semangat yang dikandungnya, mampu mempengaruhi sikap dan perilaku jutaan orang. Bahkan mampu menembus keterbatasan dimensi waktu dan ruang, melintasi berbagai zaman dan generasi. 

Dan nampaknya, buh pikiran dan gagasan Ki Hajar Dewantara, akan tetap menjadi sumber inspirasi dan aspirasi bagi bangsa yang tengah bergulat dengan hingar bingarnya pembangunan, menuju masyarakat tertib damai salam dan bahagia, adil mamur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Insya Allah.

Sumber : Ki Anwar Haja dalam 100 th hari lahir Ki Hajar Dewantara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar