Kamis, 13 Februari 2014

SIAPAKAH JOSE RIZAL DAN KI HAJAR DEWANTARA ?





JOSE RIZAL DAN KI HAJAR DEWANTARA

Dan agaknya, peranan Jose Rizal di tanah air kita, hanya dapat ditandingi oleh Ki Hajar Dewantara yang oleh Bung Karno juga pernah disebut-sebut sebagai Bapak nasionalis bangsa Indonesia.

Seperti halnya Jose Rizal, Ki Hajar Dewantara adalah juga seorang wartawan, ahli sastra Jawa, politikus, budayawan, pendidik, seorang analis kimia dan kandidat dokter alumni Stovia- walaupun tidak selesai- , pendiri serta pencipta Perguruan Tamansiswa yang kita cintai. Tentu saja saat Jose Rizal menghembuskan nafasnya yang penghabisan. Ki Hajar Dewantara masih seorang  siswa ELS ( Europe Large School ) yang masih senang bermain-main  di sekitar pura Pakualaman.. 

Akan tetapi dalam pentas sejarah bangsa Indonesia di awal-awal abad ini, situasi yang hampir sama dialami oleh Ki Hajar Dewantara yang ketika itu masih bernama Suwardi Suryaningrat, seorang wartawan pejuang dan politisi berwatak yang tengah meniti tangga karir sebagai pejuang bagi bangsanya di kota Bandung.

Karena tulisan-tulisannya yang lahir melalui ketajaman goresan ujung penanya , terpaksa suatu saat beliau dijebloskan ke dalam penjara. Dari balik jeruji penjara yang pengap dan kotor, karena ruang penjara itu lebih mirip sebagai liang tikus daripada sebuah ruang tahanan seorang politisi, beliau sempat menulis surat kepada sahabatnya Douwes Dekker.

“ Tanah air kita, meminta korban. Dan disinilah kita, siap sedia memberi korban yang sesuci-sucinya. Tak sekejap matapun, kita akan kehilangan jiwa satria kita ..... Kita pun tak akan mundur setapak. Karena yang bernama ksatria itu hanya berbicara satu kali.

Sekali inilah korban yang besar dan yang sungguh diperlukan keberanian . Sungguh, korban dengan ragamu sendiri adalah korban yang paling ringan.......Memang awan tebal dan hitam menggantung di atas kita. Akan tetapi percayalah, dibaliknya masih ada matahari yang bersembunyi dan yang dengan setia menjaga dan mengawalnya. Kapan hujan akan turun dan udara menjadi bersih karenanya ?

Dari surat edaran tersebut nampak oleh kita, bahwa seperti halnya Jose Rizal, bagi Suwardi Suryaningrat, maut bukanlah sesuatu yang menakutkan dan merupakan pengorbanan yang mulia bagi seorang patriot sejati, karena itu semua demi kemerdekaan tanah airnya.

Akan tetapi, rupanya masing-masing pejuang bangsa serumpun itu, harus menempuh jalan hidupnya sendiri-sendiri. Jika Jose Rizal harus menutup mata untuk selama-lamanya sebelum dia sempat menyaksikan kemerdekaan bangsanya, maka Ki Hajar Dewantara untuk mengantarkan bangsa Indonesia ke arah kemerdekaan bangsanya, tidak hanya perintisan di bidang pendidikan yang berwawasan kebudayaan dan berwatak kebangsaan. Akan tetapi juga perintisan di bidang organisasi sosial politik yang berwawasan kebangsaan dan perintisan di bidang pers nasional yang berwawasan perjuangan.

1 komentar:

  1. Apabila kita ingin kenal siapa Ki Hajar Dewantara maka kenalilah ajarannya. sama seperti kalau kita ingin kenal Nabi Muhammad saw maka kenalilah tuntunannya atau ajarannya.

    BalasHapus