Minggu, 23 Februari 2014

PAMONG ( GURU ) DI TAMANSISWA




PENGHAYATAN DA PENGAMALAN PAMONG YANG BERTUGAS DI TAMANSISWA

Sebagai pamong Tamansiswa tentu tidak boleh menghindar dari kenyataan bahwa setiap pamong berkewajiban untuk banyak mempelajari Ajaran Hidup Ki Hajar Dewantara. 

Apabila sudah mulai mengenal , memahami siapakah Ki Hajar Dewantara dan bagaimana kehidupan beliau barulah akan mengenal Tamansiswa. Tidak ada bedanya kita semua yang menganut ajaran Islam. Bagaimana kita bisa melaksanakan ajaran agama Islam, kalau belum mengetahui siapakah yang menjadi figur, yang bisa dijadikan suri teladan di dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tidak lain adalah Nabi Muhammad saw. 

Sudahkan kita mengenal siapakah dirinya ? Sudahkah kita mengetahui keluarganya ? Sudahkah kita mengetahui kehidupan beliau di dalam membina keluarga dan masyarakat ? Sudahkah kita mengetahui mengapa dia diangkat menjadi seorang rasul, padahal beliau itu orang yang fakir miskin ? 

Tidak seperti zaman sekarang ingin jadi pemimpin , maka sebelumnya harus banyak menghabur-hambur uang, demi tujuannya. Nah kalau sudah berhasil duduk, tidak menutup kemungkinan, langkah pertama yang dilakukan adalah bagaimanakah caranya agar uang yang dia keluarkan untuk meraih kedudukan itu harus dikembalikan. 

Kembali lagi ke Nabi Muhammad saw. Kenapa Bani Israil itu sangat membenci sekali beliau, bukan yang dulu saja, sampai sekarangpun sama, hanya berbuatnya yang berbeda disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekarang. 

Apabila kita mengenal lebih dalam tentang Nabi Muhammad saw, maka otomatis akan mengenal beliau, . Apabila kita mempelajari dan mengamalkan ajaran beliau berarti kita benar-benar mencintai beliau. 

Termasuk juga Ki Hajar Dewantara. Semakin mengenal siapa Ki hajar Dewantara, makin memahami ajaran yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, dan mengamalkannya di dalam kehidupan sehari-hari, maka itulah kepribadian bangsa Indonesia yang asli. 

Beliau berjuang dan berkorban  bukan untuk dirinya sendiri, akan tetapi demi bangsa Indonesia, sampai gelar Raden Masnya rela dilepas beliau ganti dengan gelar yang sangat sederhana dengan dua huruf K dan I menjadi KI.

Semakin merasuknya atau mendarah dagingnya Ajaran Ki Hajar Dewantara dalam hati sanubari mengenai kebudayaan, kebangsaan, kerakyatan, pendidikan, pengaturan ekonomi, kepemimpinannya yang dewasa ini semakin lama semakin meluas dan semakin jelas, maka akan semakin jelas kepribadian beliau. Ternyata ajaran beliau bisa mengikuti perkembangan alam dan jaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar