JIWA
MERDEKA MERUPAKAN KUNCI KEBERHASILAN.
Dalam
alinea pembukaan UUD 145 dikatakan , “ Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”
Demikianlah bunyi alinea tersebut.
Dalam
alinea tersebut berisi tentang sikap bangsa Indonesia mengenai kebebasan suatu
bangsa.
Selain itu juga kebebasan tersebut sangatlah bertentangan dengan
penjajahan atau penindasan. Bangsa Indonesia selama ditindas, dijajah oleh
bangsa Eropa maupun bangsa Asia yang lain, mengakibatkan kemiskinan, kebodohan
dan tidak maju. Penderitaan lahir batin itu benar-benar dialami oleh bangsa kita .
Mengapa demikian ?
Hal itu pada saat bangsa kita dijajah tidak boleh mengatur
kehidupannya sendiri, tidak boleh membangun diri sendiri, tidak memiliki
demokrasi, ya pokoknya semuanya serba dibatasi oleh penjajah.
Penderitaan
rakyat yang mencekam tersebut sangat memprihatinkan para tokoh masyarakat dan
para pejuang bangsa.
Diantara para pejuang yang terpanggil untuk mengadakan
perbaikan nasib bangsanya adalah Raden Mas Suwardi Suryaningrat, yang kemudian
terkenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.
Melalui pendidikan anak dengan
Tamansiswa, beliau menanamkan jiwa merdeka, kebangsaan, kepahlawanan,
patriotisme.
Dengan pendidikan jiwa merdeka menghasilkan anak-anak, yang
kemudian menjadi manusia yang berjiwa merdeka.
Manusia-manusia yang berjiwa
merdeka itulah yang sanggup berjuang untuk memperoleh kemerdekaan bangsanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar